Halaman

Sabtu, 29 September 2012

Mutiara hikmah dari panggung sejarah Islam #10: Belajar santun dan memaafkan

Laki-laki itu menuntun seekor unta dengan kasar. Tangannya menarik tali kekang untanya dengan keras, sementara mulutnya tak pernah berhenti memaki si unta. Nampaknya si unta menahan sakit, terlihat sebelah matanya keluar dari kelopaknya sampai menempel di pipinya. Sebelah wajah si unta telah basah oleh aliran darah.
Kejadian di siang bolong itu menggemparkan penduduk Bashrah. Mereka geleng kepala melihat sosok laki-laki itu dan unta yang diseretnya. Sangat kontras. Betapa tidak, sedangkan nilai laki-laki yang menyeret unta dengan unta yang diseret itu jauh tidak sebanding. Jangan keliru, unta itu adalah unta kesayangan pemiliknya. Adapun laki-laki yang menyeretnya bukanlah pemilik unta, tapi seorang budak miliki si pemilik unta!
Kontan saja masyarakat Basrah satu sama lain saling berbisik, "Wah, hari ini tamat sudah riwayat budak tak tahu diri ini."
Kegaduhan di depan sebuah rumah di kota Basrah itu mengundang si pemilik rumah untuk keluar ke halaman. Begitu ia keluar rumah, di hadapannya sudah berkerumun banyak orang. Para tetangga, budak miliknya dan unta kesayangannya dalam kondisi mengenaskan. Orang yang baru saja keluar dari dalam rumah itu memang pemilik si unta dan tuan dari si budak penyeret unta.
Dalam kondisi seperti itu, seorang tuan tentu wajar apabila marah dan naik pitam. Tentu biasa apabila seorang tuan membentak budaknya dan mencercanya dengan rentetan pertanyaan. Kenapa engkau berteriak-teriak dan memaki-maki? Kenapa mata unta kesayanganku sampai keluar dari kelopaknya? Siapa yang mencederai unta kesayanganku? Bagaimana kamu menjaga unta kesayanganku? Dan pertanyaan-pertanyaan dengan nada menyalahkan lainnya.
Di luar dugaan si budak dan para tetangga yang mengerumuninya, si tuan pemilik unta kesayangan itu memberikan reaksi yang sangat mengejutkan. Kalimat yang diucapkannya sungguh luar biasa. Dengan tenang dan penuh wibawa, tuan si budak sekaligus pemilik unta kesayangan itu mengatakan:
سُبْحَانَ اللهِ، أَفَلاَ غَيْرَ الوَجْهِ، بَاركَ اللهُ فِيْكَ، اخْرُجْ عَنِّي، اشْهَدُوا أَنَّهُ حُرٌّ.
"Subhanallah (Maha Suci Allah). (Jika engkau memukul) kenapa tidak pada selain wajah? Semoga Allah memberkatimu, pergilah engkau dariku dan saksikanlah oleh kalian semua bahwa ia aku merdekakan!"
Sungguh jawaban yang hebat. Tidak ada caci maki, bentakan dan emosi sedikit pun dalam kalimat yang keluar dari mulutnya. Ia juga tidak melayangkan tangannya untuk memukul budaknya, atau melayangkan kakinya untuk menendangnya, apalagi memuntahkan ludahnya ke wajah budaknya.
Kalimat yang pertama keluar dari mulutnya justru kalimat dzikir yaitu tasbih, subhanallah. Kalimat kedua adalah sebuah pengajaran: jika terpaksa harus memukul, hendaknya memukul di daerah selain wajah dan jangan sampai melukai. Kalau terpaksa harus memukul, hendaknya pukulan ringan sebagai peringatan dan nasehat, bukan pukulan pelampiasan dendam.
Kalimat ketiga adalah sebuah doa bagi si budak yang telah berbuat salah itu, baarakallahu fiika, semoga Allah memberkahimu. Kalimat keempat adalah kedermawanan, ia memerdekakan si budak yang berbuat salah tersebut secara cuma-cuma, tanpa tebusan dan syarat apapun, detik itu juga, dan seluruh tetangga yang berkerumun di depan rumah itu menjadi saksinya.
Saudaraku seislam dan seiman….
Anda mungkin bertanya-tanya dalam hati, apakah kisah di atas sebuah cerita fiktif belaka ataukah benar-benar pernah terjadi? Jika memang kejadian nyata, siapa sosok si tuan yang penyabar, penyantun, pemaaf dan dermawan tersebut?
Kisah di atas benar-benar pernah terjadi tiga belas abad yang lalu di kota Bashrah. Si tuan pemilik budak dalam kisah di atas adalah seorang ulama dan ahli ibadah generasi tabi'in yang sangat dibanggakan oleh dunia Islam pada zamannya. Ia adalah imam Abdullah bin Aun bin Arthaban Al-Muzani. Beliau dilahirkan pada tahun 66 H di kota Bashrah dan wafat pada bulan Rajab 151 H. Unta kesayangan itulah yang senantiasa mengantarkannya ke medan jihad di bumi Syam dan haji ke baitullah di Makkah.
Ulama hadits dan sejarawan Islam, imam Adz-Dzahabi menulis tentang sosok imam Abdullah bin Aun, "Al-imam (sang ulama), al-qudwah (sang teladan), ulama Bashrah, Abu Aun maula suku Muzani, orang Bashrah, al-hafizh (ulama hadits yang hafal puluhan ribu hadits). Ia adalah salah seorang ulama yang memadukan ilmu dan amal." (Siyar A'lam An-Nubala', 6/365-366)
Kedalaman ilmunya diakui oleh para ulama besar generasi tabi'in dan tabi'it tabi'in. Imam Al-Awza'i, Syu'bah bin Hajjaj, Abdurrahman bin Mahdi, Abdullah bin Mubarak, Yahya bin Ma'in dan lain-lain mengakuinya sebagai salah satu ulama hadits, tafsir, qira'ah dan fiqih paling hebat di Irak pada masanya.
Kesungguhan ibadahnya, penjagaan lisannya, kesantunan, pemaafan dan kedermawanannya juga diakui oleh semua penduduk Bashrah.
Al-Qa'nabi berkata, "Ibnu Aun tidak pernah marah. Jika ada seseorang yang membuatnya marah, ia hanya berkata: "Semoga Allah memberkatimu."
Salam bin Abi Muthi' berkata, "Ibnu Aun adalah orang yang paling bisa menjaga lisannya."
Kharijah bin Mush'ab berkata, "Aku telah menemani Ibnu Aun selama 24 tahun. Selama itu aku tidak pernah melihat malaikat (layak) mencatat satu kesalahan pun bagi dirinya." (Siyar A'lam An-Nubala', 6/366)
Sifat-sifat mulia itu tidak heran disandang oleh imam Abdullah bin Aun. Dalam hidupnya ia memegang erat nasehatnya sendiri, "Menyebut-nyebut manusia itu adalah penyakit, adapun menyebut-nyebut Allah (dzikir) itu adalah obat."
Lembaran kehidupannya sungguh penuh dengan catatan ilmu dan amal. Imam Adz-Dzahabi meringkas komentarnya tentang imam Abdullah bin Aun dengan menulis, "Sungguh Ibnu Aun telah dikaruniai sifat santun dan ilmu dan jiwanya suci membantu dirinya untuk menjadi orang yang bertakwa. Sungguh beruntunglah ia." (Siyar A'lam An-Nubala', 6/369)
Saudaraku seislam dan seiman…
Banyak hikmah bisa kita petik dari kehidupan imam Abdullah bin Aun Al-Muzani, jika saja kita menyempatkan diri untuk mengkaji secara lengkap kehidupan beliau dan merenungkannya. Sengaja kita hanya mencuplik sepenggal kisah nyata dari kehidupan beliau, agar kita bisa belajar menumbuhkan sifat santun, pemaaf dan dermawan di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan Allah ini.
Puasa di bulan Ramadhan bukan sarana untuk membiasakan lapar dan dahaga semata. Ia juga merupakan sarana untuk mengendalikan emosi dan hawa nafsu agar sejalan dengan tuntunan wahyu Allah. Kemarahan, dendam, iri hati, dengki, sombong, dan penyakit-penyakit hati lainnya harus disucikan. Sifat-sifat utama seperti pemaaf, penyantun dan dermawan harus ditumbuhkan dan dibiasakan.
Jika hal itu berhasil dilakukan oleh orang yang berpuasa Ramadhan, niscaya kehidupan di luar bulan Ramadhan akan lebih indah dan penuh warna. Sifat-sifat utama tersebut adalah cirri-ciri utama kaum yang bertakwa, sementara tujuan finish berpuasa adalah mengantarkan kepada derajat takwa. Maha Benar Allah dengan firman-Nya,
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)
Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran [3]: 133-134)
Allah Ta'ala juga telah menjanjikan balasan yang sangat menggiurkan dan janji Allah tidak pernah diingkari-Nya,
أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (QS. Ali Imran [3]: 136)  
Wallahu a'lam bish-shawab.
Referensi:
Adz-Dzahabi, Siyaru A'lam An-Nubala', 6/364-375, Beirut: Muassasah Ar-Risalah, cet. 3, 1405 H
(muhib almajdi/arrahmah.com)

Gontor gelar Olimpiade Studi Islam dan Matematika FRC 2012 serentak di Indonesia

Olimpiade Studi Islam dan Matematika Fakhruddin ar-Razi Competition (FRC) 2012 akan digelar serentak di kota-kota besar di Indonesia. Olimpiade bertajuk 'Membentuk Generasi Ulama-Intelek' ini akan digelar 13 Oktober 2012 di sejumlah kota seperti JABODETABEK, Banten, Bandung, Tegal, Solo, Magelang, Nganjuk, Bojonegoro, Pasuruan, Malang, Surabaya, Makassar, Medan, Fak-Fak Papua Barat. Untuk wilayah Jabodetabek, lomba akan diselenggarakan di Gedung Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur. 
FRC yang digelar setiap tahun ini diadakan oleh Majalah Gontor bekerjasama dengan Klinik Pendidikan MIPA (KPM). Inilah satu-satunya kompetisi di Indonesia bahkan di dunia yang memadukan studi Islam dengan matematika.
Menurut Pemimpin Redaksi Majalah Gontor Adnin Armas, lahirnya kompetisi yang menggabungkan dua disiplin ilmu ini dilatarbelakangi makin menipisnya pengetahuan agama Islam para siswa. Mereka lebih dominan mengejar pengetahuan umum ketimbang pengetahuan agama.
"Seharusnya ada keseimbangan di antara keduanya untuk mendapatkan pendidikan yang integral," jelasnya.
Para siswa yang pandai dalam bidang pengetahuan umum dan matematika hendaknya dibekali dengan nilai-nilai dan pengetahuan agama Islam agar mereka menjadi pribadi yang memiliki akhlakul karimah.
Lebih lanjut, Adnin menerangkan, di zaman keemasan Islam banyak lahir ilmuwan Muslim yang juga mumpuni di bidang agama Islam. Temuan-temuan mereka menjadi inspirasi pengembangan ilmu pengetahuan saat ini. Di bidang matematika, misalnya, para pakar matematika Muslim telah memberi kontribusi nyata dalam menemukan berbagai macam teori seperti sistem bilangan desimal dan sistem operasi matematika. Mereka antara lain al-Khawarizmi, al-Kindi, al-Karaji, al-Battani, al-Biruni, dan Umar Khayyam. Mereka mengenalkan angka-angka dan lambang bilangan, termasuk angka nol (zero), bilangan phi, algoritma, fungsi sinus, cosinus, tangen, dan lain-lain.
Di bidang kimia ada nama Jabir Ibnu Hayyan, al-Biruni, Ibnu Sina, ar-Razi, dan al-Majriti. Di bidang biologi ada al-Jahiz, al-Qazwini, al-Damiri, Abu Zakariya Yahya, Abdullah bin Ahmad bin al-Baytar, dan al-Mashudi. Al-Jahiz adalah pencetus pertama teori evolusi. Sedangkan di bidang fisika ada Al-Haitham, Ibnu Bajjah, al-Farisi, dan Fakhruddin ar-Razi. Selain jago fisika, Fakhruddin al-Razi juga jago matematika, astronomi, dan ahli kedokteran. Ia adalah ulama yang intelek.
Namun sayang, nama-nama penemu itu tidak banyak disebutkan dalam buku-buku pelajaran di sekolah maupun di perguruan tinggi. Pelajar dan mahasiswa lebih mengenal ilmuwan Barat dibanding ilmuwan Muslim.
Sementara itu Direktur KPM, Ir R Ridwan Saputra MSi, mengatakan banyak umat Islam yang tidak concern terhadap kemampuan matematika. Padahal matematika merupakan ilmu dasar berpikir.
"Jika matematikanya bagus, maka seseorang akan gampang mempelajari ilmu yang lain," papar Ridwan.
Selain itu, lanjut Ridwan, matematika dapat melatih kemampuan menganalisa dan mengeksplorasi, sehingga kemampuan penelitiannya bagus.
Olimpiade Studi Islam dan Matematika Fakhruddin ar-Razi Competition (FRC) 2012 digelar dalam dua babak: babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan akan diadakan pada 13 Oktober 2012 di berbagai tempat di Indonesia, sedangkan babak final digelar pada 17 November 2012 di Kampus STEKPI, Kalibata, Jakarta Selatan.
Menurut Ketua Panitia FRC 2012, Ahmad Muhajir, pelaksanaan FRC 2012 ini akan melibatkan ribuan siswa dari beberapa daerah di Indonesia. Untuk wilayah Jabodetabek, sebanyak 2000 pelajar SD dan SMP (kelas 4-9) diperkirakan akan mengikuti lomba yang digelar setiap tahun itu.  "Saya yakin kegiatan ini akan bisa memberikan semangat kepada generasi Muslim untuk tampil lebih hebat dibanding yang lain," tegasnya. (bilal/arrahmah.com)

http://arrahmah.com/read/2012/09/29/23583-gontor-gelar-olimpiade-studi-islam-dan-matematika-frc-2012-serentak-di-indonesia.html

Selasa, 25 September 2012

Hitachi Temukan Teknologi Penyimpanan Data Sampai Jutaan Tahun

Teknologi ini dinyatakan memiliki kapasitas penyimpanan yang sama dengan sebuah CD atau sekitar 40 MB untuk setiap incinya.

Hitachi tengah mengembangkan sebuah prototipe media penyimpanan berbentuk lembaran kaca persegi yang dinyatakan dapat menampung semua informasi penggunanya sampai jutaan tahun.

Teknologi baru ini bekerja dalam format binary dengan menciptakan titik didalam lembaran tipis yang dapat dibaca menggunakan kaca mikroskop ataupun dengan software yang sesuai.

Prototipe dari teknologi ini dikatakan memiliki ukuran dua centimeter dengan ketebalan hanya dua milimeter.

Selain itu, bahan atau material yang digunakan untuk menciptakan teknologi ini, sama dengan bahan yang digunakan pembuatan perlengkapan labolatorium.

Hebantnya, bahan ini dinyatakan dapat terhindar dari radisasi panas samapi 1000 derajat celcius selama dua jam tanpa terbakar dan tidak rusak sama sekali, tahan berbagai bahan kimia, dan tidak terpengaruh oleh sinyal radio apapun.

Teknologi ini dinyatakan memiliki kapasitas penyimpanan yang sama dengan sebuah CD atau sekitar 40 MB per incinya.

"Kebutuhan akan media penyimpanan data selalu bertambah setiap harinya. Namun, untuk kepentingan generasi yang akan datang, kita harus menghasilkan suatu penemuan yang penting sehingga kita menjelaskan kepada mereka dalam kurun waktu yang bertahan lama," kata Kazuyoshi Torii, salah seorang peneliti Hitachi.

Pihak Hitachi sendiri belum mepublikasikan implementasi dari teknologi penyimpanan data ini.

Namun, bisa jadi mereka tengah mengincar sejumlah konsumen yang memerlukan penyimpanan data cukup besar seperti kalangan pemerintahan, lembaga keagamaan dan institusi pendidikan.

MOBIL NASIONAL, Prototipe Platform Selesai 2013

Pemerintah menargetkan prototipe platform mobil nasional bisa selesai pada tahun depan sebagai tahap awal untuk diproduksi secara massal.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan pihaknya dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang membuat desain untuk mesin dan komponennya.

Menurutnya, biaya produksi mobil nasional dinilai sangat mahal. Oleh karena itu, pemerintah sedang mengebut penyusunan platform jenis tersebut agar bisa lebih efisien dan bisa segera diproduksi massal.

“BPPT dan Kementerian Perindustrian sedang membuat desain untuk mesin dan komponennya,” ujarnya usai membuka kegiatan Pameran dan Seminar Industri Permesinan dan Alat Transportasi di Kementerian Perindustrian (Selasa 25/9/2012).

Nantinya, ujar Budi, platform ini bisa digunakan untuk mobil angkutan umum, seperti multi purpose vehicle (MPV) dan pikap.

Pemerintah, ungkapnya, menargetkan platform pasar mobil nasional akan difokuskan pada mobil di bawah 1.000 cc.

Budi menambahkan tidak adanya kesamaan platform membuat biaya produksi para prinsipal lokal membesar karena komponen mesin yang bisa diproduksi di dalam negeri justru diimpor dengan bea masuk cukup tinggi.

“Akibat platform yang belum terfokus, varian produk prinsipal lokal sangat banyak, sedangkan desain dan kapasitas mesin yang dihasilkan berbeda-beda," ujarnya. (sut).


Sumber : http://www.bisnis.com/articles/mobil-nasional-prototipe-platform-selesai-2013

Minggu, 18 Maret 2012

Indahnya Hidup Memiliki Hati Yang Bening

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sahabat-sahabatku, sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.

Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.

Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.

Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.

Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.

Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.

Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.

Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?

Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.

Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).

Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 – 10).

Ingatlah sahbatku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.....

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...

http://kembanganggrek2.blogspot.com/